top of page

"Beautiful Lady Ichika"

Matsumoto merupakan seorang petani dari sebuah desa kecil di Jepang. Ia menjalani hidup yang sangat sederhana bersama istrinya Kairi selama 5 tahun tanpa dikaruniai seorang anak. Konon, menurut kepercayaan penduduk di desa, keluarga Matsumoto dan Kairi belum mendapatkan persetujuan dari Dewa yang menjaga desa mereka sehingga selama 5 tahun mereka selalu gagal dalam memiliki anak. Hal ini dikarenakanan setiap penduduk desa yang ingin memiliki hasil panen dari pertanian mereka harus memohon persetujuan dan memberikan persembahan kepada dewa, maka mereka semua percaya bahwa segala sesuatu yang mereka harapkan harus mendapat persetujuan dari sang Dewa. Oleh karena itu, tetangga Matsumoto menyarankan agar Matsumoto dan Kairi untuk pergi ke kuil yang ada di desa mereka dan berdoa kepada sang Dewa.

​

Hingga akhirnya pada suatu malam, Matsumoto dan Kairi memutuskan untuk pergi ke kuil di desanya dan memohon kepada sang Dewa untuk mereka boleh dikaruniai seorang anak. Mengingat usia mereka berdua yang sudah semakin menua, Kairi ingin sekali merasakan memeluk hangat buah hati dari pernikahannya bersama Matsumoto. Sesampainya mereka di kuil, Matsumoto dan Kairi berjumpa dengan seorang pendeta yang adalah seorang Shaman penjaga kuil tersebut. Matsumoto menceritakan kepada pendeta tersebut menganai tujuan mereka datang ke kuil tersebut. Mengetahui maksud tujuan dari kedatangan Matsumoto dan Kairi, pendeta yang adalah seorang Shaman memulai ritual untuk menyambungkan komunikasi antara dunia manusia dengan dunia roh dengan cara memberikan dirinya sebagai wadah untuk dirasuki oleh sang dewa. Hal ini bertujuan agar Matsumoto dan Kairi bisa mendapatkan arahan secara langsung dari sang Dewa agar mereka dapat memenuhi tujuan mereka. Namun pendeta tersebut tidak bisa menjamin bahwa ritual ini akan berhasil sepenuhnya, karena sang Dewa hanya akan merasuki dirinya jika sang Dewa ingin berbicara kepada orang yang datang ke kuil tersebut, namun jika sang Dewa menolak maka ritual ini akan dianggap gagal dan dirinya tidak akan dirasuki oleh dewa.

​

Tak lama setelah ritual selesai, tubuh pendeta tersebut akhirnya dirasuki oleh sang Dewa. Di sini sang Dewa mulai berbicara kepada Matsumoto dan Kairi.

​

"Aku mengetahui apa yang kalian inginkan dari lubuk hati kalian yang paling dalam, hanya saja aku rasa ini tidak akan mudah bagi kalian." sapa sang Dewa terhadap Matsumoto dan Kairi. Dengan rasa sedikit gugup dan takut, Matsumoto menjawab sang Dewa, "wahai sang Dewa, terima kasih karena sudah bersedia untuk datang dan berbicara kepada kami. Kami sangat menginginkan keturunan dari pernikahan kami, walaupun tak mudah kami siap untuk menjalankannya".

​

Melihat ketulusan hati dari Matsumoto dan Kairi, Dewa pun menyetujui permohonan mereka "9 bulan terhitung dari malam ini, disaat hari festival mekarnya seribu bunga di desa, kalian akan memiliki seorang anak perempuan. Aku telah menunggu seseorang yang sanggup untuk merawat dan membesarkan anak ini untuk menjalankan takdir kehidupan yang sudah ku atur. Takdir ini tidaklah mudah bagi anak ini dan keluarganya, namun setelah mengetahui ketulusan hati kalian, aku rasa kalian adalah orang tua yang tepat bagi anak ini. Pulanglah, dan jalankan tanggung jawab kalian atas tugas ini."

​

Setelah mendengar arahan dari sang Dewa, Matsumoto dan Kairi pun kembali ke rumahnya dan mencoba sekali lagi untuk mendapatkan seorang keturunan, dan benar saja akhirnya Kairi mengandung seorang anak perempuan dari Matsumoto yang membuat mereka sangat bahagia kegirangan setelah penantian selama 5 tahun.

​

9 bulan pun berlalu, dan tepat disaat festival mekarnya seribu bunga lahirlah seorang anak perempuan dari rahim Kairi. Mengingat anak tersebut lahir disaat festival mekarnya seribu bunga, maka anak itu diberinya nama Ichika. Tahun demi tahun pun berlalu, Ichika tumbuh dan menginjak usia remaja dengan menjadi gadis yang amat cantik parasnya. Karena kecantikannya yang luar biasa ini, membuat Ichika menjadi primadona di desanya, semua laki-laki jatuh hati kepada Ichika bahkan berita kecantikannya ini tersebar hingga keluar desa. Sampai suatu ketika, Shogun yang adalah seorang pemimpin di kerajaan provinsi dekat desa Ichika ini merasa penasaran dengan isu yang beredar. Shogun mengirimkan penasihat nya untuk pergi dan membawa Ichika datang ke kastil kerajaan dengan maksud menjadikannya seorang gadis penghibur bagi Shogun. Sesampainya di desa, penasihat kerajaan langsung mendatangi tempat kediaman Matsumoto dan Kairi untuk meminta izin membawa Ichika ke kerajaan.

​

"Shogun memerintahkan kepada saya untuk membawa Ichika ke kerajaan untuk dijadikan seorang Geisha, sekiranya kalian menyetujui perintah Shogun ini dan sebagai gantinya, kerajaan akan memberikan bantuan secara penuh terhadap penduduk seluruh desa".Mendengar berita ini, sangat sedihlah hati Matsumoto dan Kairi karena Ichika adalah anak mereka satu-satunya, namun mereka mengingat pesan yang disampaikan sang Dewa kepada mereka saat memohon persetujuan untuk memiliki seorang anak dulu.

​

"Mungkin inilah jalan Dewa yang dimaksudkan waktu itu", sahut Matsumoto dengan nada lemas. Akhirnya dengan berusaha ikhlas Matsumoto dan Kairi melepas kepergian Ichika untuk dibawa oleh penasihat kerajaan bertemu dengan Shogun.

Sesampainya di kerajaan, Shogun langsung jatuh hati kepada Ichika karena benar saja seperi isu yang beredar bahwa Ichika merupakan gadis yang sangat cantik bahkan melebihi perkiraan Shogun. Karena terlena dengan kecantikan Ichika, Shogun menjadikan Ichika seorang Geisha di kerajaannya dengan maksud agar Ichika bisa diambil istri olehnya dikemudian hari. Ichika benar-benar mendapat perlakuan yang sangat istimewa dari Shogun dikerajaannya, berbeda dengan Geisha lainnya yang hanya dijadikan layaknya wanita penghibur biasa, Ichika tidak membutuhkan waktu lama untuk mengambil hati sang Shogun.

​

Karena peristiwa inilah membuat Ichika menjadi seorang legenda dikalangan penduduk kerajaan khususnya para Geisha karena hanya Ichika yang mampu mengambil hati sang Shogun secepat ini, dan membuatnya dijuluki sebagai "Beautiful Lady Ichika".

​

To be continued…

bottom of page